Pengamat politik dari Kampus Indonesia (UI) Prof Budiyatna menyampaikan, disadapnya Telkomsel oleh pihak Australia bakal jadi ancaman untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena, sekarang ini jalinan Indonesia-Australia tengah memanas berkenaan hukuman mati masalah narkoba Duo Bali Nine.
" Ini pasti ada suatu hal serta mengincar Jokowi. Bisa-bisa dibongkar itu borok-boroknya Jokowi ke mata umum, " kata Budiyatana waktu dihubungi wartawan, Jakarta, Sabtu (7/3/2015).
Ia menilainya, penyadapan ini ada skenario untuk menjatuhkan Jokowi dari jabatannya juga sebagai kepala negara/pemerintah. Lantaran, bukan sekedar masalah kecurangan di Pemilu presiden 2014, tetapi mungkin saja ada kaitan dengan perseteruan KPK-Polri.
" Bila Australias hingga membongkar dari Pilpres hingga saat ini, jadi menyudahi puncak keberhasilan Presiden Jokowi di Indonesia. Terang sekali tampak bila tujuan Australia yaitu Jokowi, " katanya.
Untuk di ketahui, jalinan Indonesia dengan Australia berkenaan hukuman mati dua gembong narkoba makin memanas. Australia meneror melalui mata-mata yang sukses menyadap pembicaraan petinggi negara yang disangka mengarah pada Presiden Joko Widodo.
Mata-mata Australia sukses menyadap pembicaraan telephone selular serta data umum dan petinggi Indonesia lewat jaringan telephone selular paling besar, Telkomsel. Hal semacam itu tersingkap dari bocoran dokumen rahasia punya sisa kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden.
Bocoran Snowden perihal tingkah mata-mata Australia itu diterbitkan di Selandia Baru. Menurut dokumen rahasia Snowden, tubuh spionase elektronik Australia, yaitu Australian Signals Directorate (ASD) sudah bekerja bersama dengan Biro Keamanan serta Komunikasi Selandia Baru (GCSB) untuk menyadap jaringan telekomunikasi di semua Indonesia serta Pasifik Selatan.
Masih tetap menurut dokumen Snowden, Selandia Baru serta Australia menyadap satelit komunikasi satelit serta kabel telekomunikasi bawah laut. Mereka sharing data panggilan telephone, e-mail, pesan media sosial serta metadata. Data-data sadapan itu lalu dibagi berbarengan jaringan Five Eyes atau jaringan spionase 'Lima Mata'.
Seseorang perwira intelijen Selandia Baru yang bekerja di suatu bursa di Canberra pada th. 2009 diletakkan pada 'bagian analisa jaringan infrastruktur' ASD, dimana ia di beri pekerjaan spesial untuk sediakan data telekomunikasi selular Telkomsel Indonesia.
Termasuk juga menyelidiki catatan panggilan telephone serta data yang di kirim lewat ftp (file transfer protocol) yang dipakai untuk mensupport transmisi jalan raya telephone internasional serta domestik jarak jauh.
Lalu pada 2012, ASD mengambil nyaris 1, 8 juta kunci paling utama dienkripsi, yang dipakai membuat perlindungan komunikasi pribadi, dari jaringan Telkomsel. ASD juga menyadap panggilan data curah dari Indosat, operator telekomunikasi satelit domestik di Indonesia, termasuk juga data petinggi Indonesia di beragam departemen pemerintah.
Beritanya data yang dipunyai yaitu hasil sadapan pembicaraan Jokowi dengan beberapa petinggi lain. Serta ini bakal dimuat oleh Wikileaks
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar