Sempatkah anda menangis dalam shalat? Apakah menangis dalam shalat tunjukkan kekhusyukan shalat kita? Menangis dalam shalat, mungkin saja adalah salah satu ciri shalat yang khusyuk, yakni bila menangis itu lantaran kecintaan pada Allah serta lantaran mengerti begitu kerdilnya kita dihadapan Allah. Namun menangis serta khusyuk yaitu dua hal yang tidak sama.
Pasti kita seluruhnya mau supaya bisa khusyuk dalam menggerakkan shalat. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyampaikan bahwa “khusyu” yaitu ketenangan, tuma’ninah, pelan-pelan, ketentuan hati, tawadhu’, dan terasa takut serta senantiasa terasa dipantau oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Sedang Imam Ibnul Qayyim menyampaikan bahwa “khusyu” yaitu menghadapnya hati dihadapan Rabb ‘Azza wa Jalla dengan sikap tunduk serta rendah diri. ”
Dengan arti khusyuk seperti diatas, jadi pertanyaan untuk kita, apakah kita telah khusyuk dalam shalat? Seperti apakah shalat yang khusyuk itu? Ali bin Abi Thalib memberi misal yang mengagumkan perihal hal semacam ini. Saat itu beliau tertusuk anak panah selesai berperang. Beliau meminta beberapa sahabatnya untuk mencabut anak panah itu saat beliau tengah shalat. Ajaibnya, saat anak panah itu dicabut beliau sekalipun tak rasakan sakit lantaran demikian khusuknya shalat yang beliau kerjakan. Lalu beliau baru mengerti bahwa anak panah itu telah dicabut selesai menunaikan shalat.
Bagaimanakah dengan kita? Saya meyakini, kita seluruhnya sangatlah jauh dibanding dengan Ali bin Abi Thalib. Jangkankan untuk seperti misal itu, untuk sebatas tuma’ninah (tenang serta tak terburu-buru) juga ada banyak yang susah menjalankannya. Umumnya dari kita senantiasa terburu-buru serta tak konsentrasi saat menunaikan shalat. Namun anehnya kita bisa berkonsentrasi saat lakukan tugas-tugas dalam pekerjana kita. Ini tunjukkan bahwa kita tak berasumsi utama shalat. Saat shalat kita teringat pekerjaan, namun saat kerja kita tak ingat shalat.
Tersebut diri kita yang diliputi dengan kesombongan. Kita seakan tak memerlukan Allah. Kita seakan bisa lakukan apapun. Kita shalat cuma untuk menggugurkan keharusan saja. Bahkan juga mungkin saja ada pula yang kerap melalaikan shalat. Gemerlap dunia demikian membius manusia, hingga melupakan keharusan shalat. Bahkan juga kita juga melupakan beribadah sosial kita, yakni sharing pada sesama.
Kita terasa diri kita kuat. Namun saat kemampuan itu hilang atau musibah datang, kita baru tersadar bahwa cuma Allah lah tempat kita bertumpu. Waktu itu kita terlihat lemah, serta mendadak jadi dekat dengan Allah. Kita jadi rajin shalat. Kita juga jadi rajin berdoa. Semua pikiran kita curahkan saat shalat, dengan harapa supaya Allah mengabulkan doa kita. Bahkan juga kita juga menangis saat shalat. Kita menyesal atas kekeliruan yang kita buat. Serta kita mau supaya selekasnya lepas dari musibah itu. Tersebut arti tangisan kita dalam shalat sampai kini.
Tetapi menangis yang tunjukkan kekhusukan shalat tidaklah seperti itu. Waktu itu kita menangis lantaran ingat diri kita sendiri. Walau sebenarnya menangis yang tunjukkan kekhusyukan shalat yaitu menangis lantaran ingat Allah. Menangis lantaran cinta Allah. Menangis lantaran sadar bakal kekerdilan diri kita dihadapan Allah.
Rabiah Adawiyah, seseorang tokoh sufi dari Mesir adalah teladan yang paling di kenal dalam soal kecintaannya pada Allah. Di waktu banyak penghuni negeri (Irak) tengah lupa pada Allah serta mabuk dengan dunianya, Rabiah Adawiyah siang malam memperhambakan diri pada Allah. Ketika larut malam, di waktu beberapa orang terlelap, Rabi’ah selalu menyempatkan diri untuk mengadu pada Allah. Dengan linangan air mata, ia bermunajat serta mengatakan sukur pada Allah atas hidayahNya. Didalam doanya, beliau menyebutkan kecintaannya pada Allah bukanlah lantaran mengharap surga atau takut neraka-Nya. Namun hanya lantaran kecintaannya pada Allah.
Doa Rabiah yang populer yaitu, “Ya Allah, apabila hamba ini beribadat lantaran menginginkan surga-Mu, jadi haramkanlah hamba dari surga-Mu. Apabila hamba-Mu ini beribadat ini lantaran takut bakal neraka-Mu, jadi masukkanlah hamba ke neraka-Mu”.
Ada suatu video perihal hal semacam ini (menangis dalam shalat). Yang mengagumkan, tangisan itu bukanlah saat shalat sendirian, tetapi saat shalat berjamaah. Video itu yaitu rekaman shalat tarawih di Mesir dengan beberapa ribu jamaah. Sesudah ruku’, imam meneruskan dengan membaca doa qunut nazilah. Demikian larutnya dalam doa, hingga sang imam pernah berhenti membaca doa qunut, lantaran tangis yang ditahan. Jamaah yang umumnya laki-laki juga tidak kuasa menahan tangis.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar